Muhasabah Nafs

Kamis, 10 Maret 2011
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. al-Hasyr (59) : 18

Muhasabbah An Nafs atau Instropeksi Diri

Instropeksi diri ini PENTING nih bagi diri kita, banyak-banyak berMuhasabah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah, semakin tau bahwa kita ini mamang sangat kecil dihadapan-Nya.

Ada dua jenis Muhasabah:
1. Muhasabah Jiwa sebelum beramal -->mengikhlaskan niat kita untuk beramal
2. Muhasabah Jiwa setelah beramal --> mengulang/ memperbaharui niat

Kaidah dari kita berMuhasabah
1. Menyingkap aib-aib dari diri sendiri
2. Akan mengetahui hak Allah atasnya
3. Menjadi sebab diangkatnya cobaan dan ujian
4. Menjadi penyebab lapang dada dan kebaikan dan megutamakan yang kekal daripada yang fana'
5. Kesempatan memperbaiki antar hati dan hubungan antar sodara
6. Penyebab pintu taubat dan maghfiroh
7. Penyebab hilangnya sifat munafik

Wasilah-wasilah Muhasabah An Nafs:
a. Mewujudkan dasar-dasar syuro dengan dasar kebaikan
b. Meminta nasihat dan menasihati orang lain
c. Mewujudkan teman akrab dan orang-orang sholeh dan tidak terpana pada orang yang suka memuji
d. Hendaknya orang merenung, mengingat-ingat, mencari kekurangan dan kelebihan
e. Membaca kitab Allah dan mentadaburi
f. Mempelajari shirah Nabi, Sahabat, Salafush Sholih untuk mengambil pelajaran
g. Duduk, berkumpul dengan sahabat yang saleh, meminta nasihat.

Tragedi 14 Februari

Senin, 14 Februari 2011
Setiap tanggal 14 Februari, selalu ada tragedi. Pastinya membuat kita prihatin, sedih, dan juga kecewa campur marah. Mengapa harus prihatin dan sedih, padahal justru di tanggal 14 Februari itu banyak orang merayakan hari kasih sayang? Karena standar penilaian kita sebagai muslim seharusnya berbeda dengan cara pandang orang-orang selain Islam. Apa yang kita pandang baik, bisa salah dalam pandangan mereka. Apa yang mereka pandang baik, besar mungkin salah dalam pandangan kita sebagai muslim. Karena apa? Karena kita berbeda cara pandang sejak awal dalam menyikapi kehidupan ini. Itu letak masalah yang harus kita perhatikan.
Contohnya adalah Valentine’s Day. Banyak orang sigap dan gempita menyambut hajatan ini. Duit yang dikeluarkan demi pesta Valentine’s Day bukan lagi yang perlu dinilai rugi, tapi malah dianggap sebagai investasi. Alasannya: “Merayakan kasih sayang, tentu saja perlu pengorbanan. Uang sekadar alat tukar untuk membeli apa yang kita inginkan. Sama seperti ketika ortu kita mengeluarkan duit untuk biaya sekolah atau kuliah kita. Itu tandanya mereka sayang kepada kita, sehingga uang yang dimilikinya rela ditukar dengan biaya pendidikan kita, dan berharap kita kehidupannya jadi lebih baik.”

Pelajaran Nahwu 1 (الكلمة)

Sabtu, 12 Februari 2011

Bismillahirrahmanirrahim..

Sebelumnya kita sudah bahas sekilas tentang Pengertian Nahwu. Sekarang kita masuki pembahasan detail ilmu nahwu. Pertama-tama, kita awali dengan pembahasan mengenai "kata" (الكلمة).
Kata (الكلمة)

Kata (dalam ilmu nahwu diistilahkan al-kalimah) terdiri dari 3 jenis.
  1. Isim (الإسم) = kata benda.
    Yaitu kata yang menunjukkan makna orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, atau kata benda abstrak.
    Contoh:
رَجُلٌ (rojulun) = seorang lelaki,

أَسَدٌ (asadun) = singa,

زَهْرَةٌ (zahrotun) = bunga,

قَمَرٌ (qomarun) = bulan,

القاَهِرَةُ (Alqoohiroh) = Kairo,

يَومٌ (yaumun) = hari,

اِسْتِقْلالٌ (istiqlaalun) = kemerdekaan.
.

Pengenalan Ilmu Nahwu


Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal cara mengi’rob. (Mulakhos Qowaidul Lughoh).
  • Mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk dalam kalimat.
    Seperti fungsinya sebagai subjek (fa'il), objek (maf'ulun bihi), dll.
  • Mengenal hukum akhir kata.
    Seperti أحمدُ (Ahmadu), harokat akhirnya adalah dhommah, karena diakhiri dengan "u".
  • Mengenal cara meng'irobnya.
    I'rob di dalam ilmu nahwu ada 4, rofa', nashob, jar, dan jazm. InsyaAllah akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.

    Contoh kalimat:
    َرَأى أحمدُ إبراهيم (ro'a ahmadu ibrohiima)

    MUHASABAH CINTA

    Jumat, 11 Februari 2011
    Album :
    Munsyid : EdCoustic
    http://liriknasyid.com


    Wahai... Pemilik nyawaku
    Betapa lemah diriku ini
    Berat ujian dariMu
    Kupasrahkan semua padaMu

    Tuhan... Baru ku sadar
    Indah nikmat sehat itu
    Tak pandai aku bersyukur
    Kini kuharapkan cintaMu

    Reff. :
    Kata-kata cinta terucap indah
    Mengalun berzikir di kidung doaku
    Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
    Butir-butir cinta air mataku
    Teringat semua yang Kau beri untukku
    Ampuni khilaf dan salah selama ini
    Ya ilahi....
    Muhasabah cintaku...

    Tuhan... Kuatkan aku
    Lindungiku dari putus asa
    Jika ku harus mati
    Pertemukan aku denganMu

    Back to Reff.

    Belajar Al-Qur'an Itu Mudah ..... !

    Kamis, 10 Februari 2011
    TIDAK susah ternyata mempelajari Alquran. “Allah sendiri, kok, yang menjanjikan. Coba baca surat Al Qomar ayat 22, Allah mengulangnya sampai empat kali,” ujar Nandi Setiana, ketika Kampus bertemu dengannya di Masjid Al Jihad Unpad Dipati Ukur, Selasa (25/9).

    Dai yang lebih kondang dengan nama Abu Robbani ini bisa dianggap sebagai salah seorang yang memopulerkan istilah tahsin tilawah atau perbaikan bacaan Alquran dengan bermacam tekniknya pada Muslim di Kota Bandung hingga kini di Indonesia. Teknik yang dikembangkannya, antara lain, Tartila dan QRQ (quantum reading quran) menyebar dalam pengajaran di kelas, kaset, VCD yang telah dicetak puluhan ribu kopi. Pendekatan mengajarnya dianggap sebagai terobosan untuk mempelajari Alquran lebih mudah dan praktis tanpa meninggalkan kaidah.”Hahaha.., hihihi…, pake dhommah! hu hu hu.., nah itu, bisa! Ayo coba lagi,” ujar Abu.

    Jangan mengira suasana riang seperti ini terjadi di ruang kelas taman kanak-kanak atau play group. Ya, 20 orang yang bernyanyi gembira ini hampir sebagian besar sudah mengenyam TK di zaman revolusi dulu alias kini mereka sudah nenek-nenek. Walaupun begitu, semangat mereka begitu kencang tatkala ustaz Abu menjelaskan betapa mudahnya mengucapkan ha besar. “Jadi, nggak sulit kan, Bu?! Itu ha besar, tidak harus dipaksa di dada,” kata Abu sembari melanjutkan, “Nah, ha kecil juga biasa. Kayak bilang papah-papah ini teh sah nggak pah? Kata papah sah atuh mah“.

    Jujur Pada Ketidakjujuran, Mengapa Tidak Berani?


    Untuk bersikap jujur pada keadaan normal saja sulit dilakukan , apalagi harus jujur ketika telah bersikap tidak jujur! Sungguh muka mau taruh dimana dan beban berat untuk menanggung rasa malu !

    Setelah menulis sekian banyak tentang kejujuran , ternyata saya tetap belum bisa dan berani bersikap jujur 100 % . Tapi minimal saya masih berani bersikap jujur pada diri sendiri bahawa saya belum juga bisa jujur pada setiap keadaan . Yang paling parah adalah masih menyimpan kebohongan pada Tuhan dalam perilaku sehari-hari .
    Untuk itu saya tidak berani minta maaf , selain menyadarkan diri dan bertekad untuk merubahnya segera .
    Banyak yang mengatakan untuk menjadi jujur itu sulit , itu adalah realitanya. Bila demikian pasti lebih sulit lagi untuk bersikap jujur ketika telah bersikap tidak jujur .
    Tidak heran , begitu kita akan mati-matian untuk menutupi ketidakjujuran yang telah dilakukan . Segala cara dilakukan agar tidak terbongkar . Bahkan ketika ketahuan pun , kita masih akan rela membela diri dengan membayar mahal pengacara atas nama hukum dan HAM .